FILOSOFI SEBUAH PION
Disebuah
senja yang indah, duduklah anak laki – laki bernama Rian disebuah teras
dirumahnya. Kemudian datang sang ayah membawa sebuah papan catur usang. Rian
yang sedang duduk melamun tak mengetahui kedatangan ayahnya. Lantas ayahnya
menegur.”hei nak, mengapa kau melamun di waktu senja?”. Rian yang termenung sontak kaget dan terburu –
buru untuk bilang tidak apa – apa. Dari raut mukanya yang galau, Ayah rian
sudah pasti bisa menebak apa yang dipikirkan putra nya. Tak lain adalah tentang
kelanjutan sekolah Rian. Keluarga Rian adalah keluarga yang penuh keterbatasan.
“Nak ayo main catur dengan ayah.”
Tawar ayahnya kepada Rian. Rian lantas menjawab,” baiklah pak.”. Ayahnya dengan
sigap membuka papan catur dan meletakanya dimeja kemudian menata bidak – bidak
catur. Dengan muka agak lesu Rian menata pula bidak – bidak caturnya yang
berwarna putih. Setelah tertata rapi, Rian maju dengan pion dihadapan patihnya
bahkan dengan dua langkah sekaligus. Ayah nya tersenyum tak memberinya tepuk
tangan. Dengan heran Rian bertanya kepada ayahnya,”Mengapa ayah memberiku tepuk
tangan padahal aku belum menang?” “Tak apa nak, aku hanya memuji langkah
pertamamu.” Dengan muka yang tidak puas atas jawaban ayahnya, Rian lantas
melanjutkan langkahnya setelah ayahnya melangkah.
Setelah
berjalan beberapa waktu, semua pion milik Rian sudah maju sampai garis
pertahanan bahkan ada yang sudah ia tumbalkan untuk mengecoh ayahnya. Kini
bidaknya hanya tersisa 6 pion, sebuah banteng, sebuah gajah dan raja. Ia mulai
pesimis akan kalah sebab ayahnya masih memiliki patih. “Kalo begini caranya aku
akan kalah yah, masa ayah hanya menyisakanku pion – pion kecil ini.” Keluh Rian
kepada ayahnya. Tak berapa lama ayahnya menjawab,” kau ini jangan anggap remeh
pion – pion itu. Kau kan bisa maju dan menjadikan pion – pion mu itu menjadi
patih, banteng atau apapun yang kamu mau.” “Ayah mengejeku ya, mana mungkin aku
sampai akhir sedang ayah pasti akan memakanku sebelum aku sampai akhir.” Jawab
Rian. Kemudian ayahnya menjawab dengan sedikit menantang “ mana ada yang tidak
mungkin. Anak ayah tidak bodoh kan. Kau gunakan lah anugrah yang telah Tuhan
berikan. Jangan bisanya cuma mengeluh terus.” Rian yang mulai kesal dengan ayah
nya lantas menjawab,” baiklah yah. Akan ku matikan raja ayah” Ayahnya hanya
tersenyum melihat tingkah anaknya.
Dengan
sungguh – sungguh Rian berpikir untuk bisa melangkahkan pion – pion nya untuk
maju kedepan tanpa bisa di makan oleh ayahnya. Usahanya tak sia – sia satu
pionya bisa menembus garis akhir dan ia mampu menjadikan pion itu sebagai
patih. Dengan bangga ia berkata kepada ayahnya “ lihatlah yah aku berhasil kan,
tunggulah raja ayah tak akan lama hidup” Ayahnya tertawa mendengar celoteh
anaknya. “ ayah tak akan kalah nak” jawab ayahnya dengan nada menantang.
Tak
butuh berapa lama Rian mampu melumpuhkan ayahnya. “yes aku menang yah.” Ungkap
kegembiraan Rian dihadapan ayahnya. “ayah sudah menduga kamu pasti bisa.” Balas
ayahnya. “Dapatkah kau pikirkan mengapa kamu bisa menang?” Tanya ayahnya. “Ya
karena aku berusaha menjadikan pionku agar menjadi patih.” Jawabnya. Dengan
cepat ayahnya membalas “ betul anaku, tidakah kau tau pion yang kecil itu yang
kau bilang tak berguna bisa menjadi patih dan bahkan mengalahkan ayah. Pikirkan
lah, meski ia kecil langkahnya tak pernah goyah. Tidak ada kata mundur baginya.
Mengapa ayah memberimu tepuk tangan hanya karena pionmu maju dua langkah
sekaligus? Itu karena keberanianmu nak, kau tau pion itu kecil dan tak berguna
tapi dengan keberanianmu pion kecil itu lebih cepat mencapai kesuksesan. Kau
tau bidak – bidak ayah adalah ancaman itu karena bidak – bidak ayah tidak ingin
kamu berhasil. Hidup mu tak semudah membalikan telapak tangan. Harus ada usaha
untuk mencapai sebuah kesuksesan. Dengan akal yang telah Tuhan berikan kepadamu
kau mampu mencari jalan dan menghindari ancaman hingga kamu sukses mengubah
pion mu menjadi patih. Tidak kah kamu lihat meski ia kecil tak berguna dengan
usaha yang sungguh – sungguh ia mampu sukses. Bisakah kau meniru sebuah pion
catur?
Baca Juga Pemain Drama Skenario Tuhan
Rian
hanya termenung memikirkan perkataan ayahnya. Ayahnya menambahkan,“ meski kita orang
kecil yang tidak berguna tapi tidak menutup kemungkinan kamu bisa sukses dan
mengubah dirimu menjadi yang lebih baik dan berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
Dengan doa dan usaha yang sungguh – sungguh kamu pasti berhasil nak. Apalagi
dengan akal yang telah Tuhan berikan kepadamu sudah semestinya kamu mensyukuri
rahmat Tuhan dan menggunakan sebaik – baiknya. Gunakan keberanianmu, ayah yang
akan selalu berada dibelakangmu mendukung dan melindungimu. Kejar impianmu nak
jangan takut hanya karena kamu kecil. Karena usaha tak akan pernah mengkhianati hasil.
Comments
Post a Comment