Friday 11 August 2017

FILOSOFI SEBUAH PION



       
Ilustrasi Filosofi sebuah Pion
   
          Disebuah senja yang indah, duduklah anak laki – laki bernama Rian disebuah teras dirumahnya. Kemudian datang sang ayah membawa sebuah papan catur usang. Rian yang sedang duduk melamun tak mengetahui kedatangan ayahnya. Lantas ayahnya menegur.”hei nak, mengapa kau melamun di waktu senja?”.  Rian yang termenung sontak kaget dan terburu – buru untuk bilang tidak apa – apa. Dari raut mukanya yang galau, Ayah rian sudah pasti bisa menebak apa yang dipikirkan putra nya. Tak lain adalah tentang kelanjutan sekolah Rian. Keluarga Rian adalah keluarga yang penuh keterbatasan. 


           
 “Nak ayo main catur dengan ayah.” Tawar ayahnya kepada Rian. Rian lantas menjawab,” baiklah pak.”. Ayahnya dengan sigap membuka papan catur dan meletakanya dimeja kemudian menata bidak – bidak catur. Dengan muka agak lesu Rian menata pula bidak – bidak caturnya yang berwarna putih. Setelah tertata rapi, Rian maju dengan pion dihadapan patihnya bahkan dengan dua langkah sekaligus. Ayah nya tersenyum tak memberinya tepuk tangan. Dengan heran Rian bertanya kepada ayahnya,”Mengapa ayah memberiku tepuk tangan padahal aku belum menang?” “Tak apa nak, aku hanya memuji langkah pertamamu.” Dengan muka yang tidak puas atas jawaban ayahnya, Rian lantas melanjutkan langkahnya setelah ayahnya melangkah.
Setelah berjalan beberapa waktu, semua pion milik Rian sudah maju sampai garis pertahanan bahkan ada yang sudah ia tumbalkan untuk mengecoh ayahnya. Kini bidaknya hanya tersisa 6 pion, sebuah banteng, sebuah gajah dan raja. Ia mulai pesimis akan kalah sebab ayahnya masih memiliki patih. “Kalo begini caranya aku akan kalah yah, masa ayah hanya menyisakanku pion – pion kecil ini.” Keluh Rian kepada ayahnya. Tak berapa lama ayahnya menjawab,” kau ini jangan anggap remeh pion – pion itu. Kau kan bisa maju dan menjadikan pion – pion mu itu menjadi patih, banteng atau apapun yang kamu mau.” “Ayah mengejeku ya, mana mungkin aku sampai akhir sedang ayah pasti akan memakanku sebelum aku sampai akhir.” Jawab Rian. Kemudian ayahnya menjawab dengan sedikit menantang “ mana ada yang tidak mungkin. Anak ayah tidak bodoh kan. Kau gunakan lah anugrah yang telah Tuhan berikan. Jangan bisanya cuma mengeluh terus.” Rian yang mulai kesal dengan ayah nya lantas menjawab,” baiklah yah. Akan ku matikan raja ayah” Ayahnya hanya tersenyum melihat tingkah anaknya.



Dengan sungguh – sungguh Rian berpikir untuk bisa melangkahkan pion – pion nya untuk maju kedepan tanpa bisa di makan oleh ayahnya. Usahanya tak sia – sia satu pionya bisa menembus garis akhir dan ia mampu menjadikan pion itu sebagai patih. Dengan bangga ia berkata kepada ayahnya “ lihatlah yah aku berhasil kan, tunggulah raja ayah tak akan lama hidup” Ayahnya tertawa mendengar celoteh anaknya. “ ayah tak akan kalah nak” jawab ayahnya dengan nada menantang.
Tak butuh berapa lama Rian mampu melumpuhkan ayahnya. “yes aku menang yah.” Ungkap kegembiraan Rian dihadapan ayahnya. “ayah sudah menduga kamu pasti bisa.” Balas ayahnya. “Dapatkah kau pikirkan mengapa kamu bisa menang?” Tanya ayahnya. “Ya karena aku berusaha menjadikan pionku agar menjadi patih.” Jawabnya. Dengan cepat ayahnya membalas “ betul anaku, tidakah kau tau pion yang kecil itu yang kau bilang tak berguna bisa menjadi patih dan bahkan mengalahkan ayah. Pikirkan lah, meski ia kecil langkahnya tak pernah goyah. Tidak ada kata mundur baginya. Mengapa ayah memberimu tepuk tangan hanya karena pionmu maju dua langkah sekaligus? Itu karena keberanianmu nak, kau tau pion itu kecil dan tak berguna tapi dengan keberanianmu pion kecil itu lebih cepat mencapai kesuksesan. Kau tau bidak – bidak ayah adalah ancaman itu karena bidak – bidak ayah tidak ingin kamu berhasil. Hidup mu tak semudah membalikan telapak tangan. Harus ada usaha untuk mencapai sebuah kesuksesan. Dengan akal yang telah Tuhan berikan kepadamu kau mampu mencari jalan dan menghindari ancaman hingga kamu sukses mengubah pion mu menjadi patih. Tidak kah kamu lihat meski ia kecil tak berguna dengan usaha yang sungguh – sungguh ia mampu sukses. Bisakah kau meniru sebuah pion catur? 



Rian hanya termenung memikirkan perkataan ayahnya. Ayahnya menambahkan,“ meski kita orang kecil yang tidak berguna tapi tidak menutup kemungkinan kamu bisa sukses dan mengubah dirimu menjadi yang lebih baik dan berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Dengan doa dan usaha yang sungguh – sungguh kamu pasti berhasil nak. Apalagi dengan akal yang telah Tuhan berikan kepadamu sudah semestinya kamu mensyukuri rahmat Tuhan dan menggunakan sebaik – baiknya. Gunakan keberanianmu, ayah yang akan selalu berada dibelakangmu mendukung dan melindungimu. Kejar impianmu nak jangan takut hanya karena kamu kecil. Karena  usaha tak akan pernah mengkhianati hasil.