Saturday 9 April 2016

Kesultanan Aceh


Lokasi dan Wilayah Kekuasaan
Letak Kesultanan Aceh  di Aceh Rayeuk (sekarang Aceh Besar). Didirikan pada tahun 1496 M oleh Ali Mughayat Syah  di atas bekas wilayah Kesultanan Lamuri  yang telah ditaklukkan oleh Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh menganut agama islam dengan ibu kota Bandar Aceh Darussalam (sekarang Banda Aceh).

Sumber Sejarah
Sumber sejarah tentang Kesultanan Aceh adalah Kitab Bustanul’ssalatin buatan Nuruddin Ar-Raniri tahun 1637. Yang berisi tentang sissilah sultan – sultan Aceh, batu nisan makam Sultan Ali Mughayat Syah. Dalam batu nisan ini dicantumkan Sultan Ali Mughayat Syah wafat pada 7 Agustus  1530 M.
Sumber lain yaitu dari sumber VOC dan Hindia Belanda.
Kesultanan Aceh mempunyai kemampuan :
  1. Mengembangkan pola dan sistem pendidikan             militer
  2. Komitmennya menentang hegemoni bangsa   Eropa
  3. Sistem pemerintahan yang teratur dan             sistematis
  4. Mewujudkan pusat – pusat pengkajian ilmu   pengetahuan
  5. Kemampuan menjalin hubungan diplomatik   dengan negara - negara lain.


Sultan Kesultanan Aceh
Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M )   
Melakukan perluasan ke beberapa daerah yang berada diwilayah Sumatera Utara seperti daerah Daya dan Pasai yang berhasil ditaklukan. Bahkan melakukan serangan terhadap kedudukan bangsa Portugis di Malaka dan juga menyerang Kerajaan Aru.
Sultan Salahuddin (1525-1537M)
Dibawah kekuasaanya, keadaan kerajaan mulai goyah dan mengalami kemerosotan yang tajam. Oleh karena itu, Sultan Salahuddin diganti saudaranya yang bernama Alauddin Riayat Syah Al Kahar.
Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Kahar ( 1537-1568  M )
1.      Mengadakan berbagai perubahan dan perbaikan dalam pemerintahan kesultanan Aceh
2.      Dalam hal ini seperti perluasan wilayah ( penyerangan terhadap kerajaan Malaka namun gagal )
3.      Perluasan wilayah juga ditujukan terhadap pulau Aru
4.      Pada masanya sering terjadi pemberontakan dan perebutan kekuasaan
Sultan Iskandar Muda ( 1607-1636 M )
1.      Pada masa pemerintahannya, kesultanan Aceh mengalami perkembangan yang sangat pesat.
2.      SIM telah menundukkan daerah-daerah di sepanjang pesisir timur dan barat Sumatra.
3.      Untuk mencapai kebesaran Aceh, SIM meneruskan perjuangan dengan melakukan penyerangan terhadap Portugis di malaka dan Johor di Semenanjung Malaya

4.      Pada masa pemerintahannya, hidup ulama besar bernama “Syamsuddin Sumatrani”
5.      Beliau adalah murid dari Hamzah Fansuri ( sastrawan yang mengajarkan ttg Sufi )
6.      SIM juga membuat UU dengan nama “Adat Makuta Alam”.
       Langkah-langkah menghadapi Portugis
1.      Kapal dagang milik Aceh yang berlayar disertai prajurit dengan perlengkapan meriam.
2.      Meminta bantuan meriam dan tenaga ahlinya dari Turki ( 1567 )
3.      Meminta bantuan Jepang ( Demak ) dan Calicut ( India )
SIM membawa kesultanan Aceh menjadi berkembang pesat.

Faktor yang mempengaruhi
1.      Jatuhnya Malaka dari tangan Portugis ( SIM )
2.      Runtuhnya kesultanan samudra Pasai
3.      Letaknya strategis
4.      Dengan menguasai sepanjang jalur pantai, Aceh mempunyai banyak
5.      SDA seperti seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.
6.      Menguasai tempat penghasil lada yang  sangat di cari bangsa Eropa.
7.      Pemisahan dari kerajaan Pedir ( AMS )
Sultan Iskandar Tsani
Beliau adalah menantu dari SIM
1.      Memerintah sejak 1636-1641 M
2.      Beliau melanjutkan apa yang telah dibentuk oleh SIM
3.      Pada masanya hidup seorang ulama besar bernama “ Nuruddin Ar-Raniri “
4.      Setelah SIT wafat ia digantikan oleh permaisurinya (Putri Sri Alam Permaisuri ) 1641-1675 M
      Penyebab mundurnya Aceh
Ø  Setelah SIM sudah tdk ada lagi raja besar yang dapat mengendalikan Aceh dan daerah kekuasaannya yang sangat luas. Terlebih setelah meninggalnya SIT.
Ø  Pertikaian antara golongan Teuku dan Tengku serta antara Tengku itu sendiri.
Ø  Daerah kekuasaan banyak yang melepaskan diri.
Ø  Akhirnya Aceh benar-benar runtuh setelah dikuasai oleh Belanda.

DAFTAR PUSTAKA
-          Hapsari, Ratna dan M. Adil. 2014. Sejarah Indonesia. Jakarta : Erlangga.
-          Wiyana. 2013. IPS Terpadu. Klaten : Viva Pakarindo.

-          Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Sejarah Indonesia. Jakarta : Politeknik Negeri Media Kreatif.

1 Comment