Kesultanan Aceh
Lokasi
dan Wilayah Kekuasaan
Letak Kesultanan Aceh
di Aceh Rayeuk (sekarang Aceh Besar). Didirikan pada tahun 1496 M oleh
Ali Mughayat Syah di atas bekas wilayah
Kesultanan Lamuri yang telah ditaklukkan
oleh Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh menganut agama islam dengan ibu kota
Bandar Aceh Darussalam (sekarang Banda Aceh).
![](https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fa/Aceh_Sultanate_id.svg/2000px-Aceh_Sultanate_id.svg.png)
Sumber
Sejarah
Sumber sejarah tentang Kesultanan Aceh adalah Kitab
Bustanul’ssalatin buatan Nuruddin Ar-Raniri tahun 1637. Yang berisi tentang
sissilah sultan – sultan Aceh, batu nisan makam Sultan Ali Mughayat Syah. Dalam
batu nisan ini dicantumkan Sultan Ali Mughayat Syah wafat pada 7 Agustus 1530 M.
Sumber lain yaitu dari sumber VOC dan Hindia Belanda.
Kesultanan Aceh mempunyai kemampuan :
- Mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer
- Komitmennya menentang hegemoni bangsa Eropa
- Sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis
- Mewujudkan pusat – pusat pengkajian ilmu pengetahuan
- Kemampuan
menjalin hubungan diplomatik dengan
negara - negara lain.
Sultan
Kesultanan Aceh
Sultan
Ali Mughayat Syah (1514-1528 M )
Melakukan perluasan ke beberapa
daerah yang berada diwilayah Sumatera Utara seperti daerah Daya dan Pasai yang
berhasil ditaklukan. Bahkan melakukan serangan terhadap kedudukan bangsa
Portugis di Malaka dan juga menyerang Kerajaan Aru.
Sultan
Salahuddin (1525-1537M)
Dibawah
kekuasaanya, keadaan kerajaan mulai goyah dan mengalami kemerosotan yang tajam.
Oleh karena itu, Sultan Salahuddin diganti saudaranya yang bernama Alauddin
Riayat Syah Al Kahar.
Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Kahar (
1537-1568 M )
1. Mengadakan
berbagai perubahan dan perbaikan dalam pemerintahan kesultanan Aceh
2. Dalam
hal ini seperti perluasan wilayah ( penyerangan terhadap kerajaan Malaka namun
gagal )
3. Perluasan
wilayah juga ditujukan terhadap pulau Aru
4. Pada
masanya sering terjadi pemberontakan dan perebutan kekuasaan
Sultan
Iskandar Muda ( 1607-1636 M )
1. Pada
masa pemerintahannya, kesultanan Aceh mengalami perkembangan yang sangat pesat.
2. SIM
telah menundukkan daerah-daerah di sepanjang pesisir timur dan barat Sumatra.
3. Untuk
mencapai kebesaran Aceh, SIM meneruskan perjuangan dengan melakukan penyerangan
terhadap Portugis di malaka dan Johor di Semenanjung Malaya
![](https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/2/2a/2833217208_5cbae5f46a.jpg/220px-2833217208_5cbae5f46a.jpg)
4. Pada
masa pemerintahannya, hidup ulama besar bernama “Syamsuddin Sumatrani”
5. Beliau
adalah murid dari Hamzah Fansuri ( sastrawan yang mengajarkan ttg Sufi )
6. SIM
juga membuat UU dengan nama “Adat Makuta Alam”.
Langkah-langkah menghadapi Portugis
1. Kapal
dagang milik Aceh yang berlayar disertai prajurit dengan perlengkapan meriam.
2. Meminta
bantuan meriam dan tenaga ahlinya dari Turki ( 1567 )
3. Meminta
bantuan Jepang ( Demak ) dan Calicut ( India )
SIM
membawa kesultanan Aceh menjadi berkembang pesat.
Faktor yang mempengaruhi
1. Jatuhnya
Malaka dari tangan Portugis ( SIM )
2. Runtuhnya
kesultanan samudra Pasai
3. Letaknya
strategis
4. Dengan
menguasai sepanjang jalur pantai, Aceh mempunyai banyak
5. SDA
seperti seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.
6. Menguasai
tempat penghasil lada yang sangat di
cari bangsa Eropa.
7. Pemisahan
dari kerajaan Pedir ( AMS )
Sultan Iskandar Tsani
Beliau
adalah menantu dari SIM
1. Memerintah
sejak 1636-1641 M
2. Beliau
melanjutkan apa yang telah dibentuk oleh SIM
3. Pada
masanya hidup seorang ulama besar bernama “ Nuruddin Ar-Raniri “
4. Setelah SIT wafat ia digantikan oleh
permaisurinya (Putri Sri Alam Permaisuri ) 1641-1675 M
Penyebab
mundurnya Aceh
Ø Setelah
SIM sudah tdk ada lagi raja besar yang dapat mengendalikan Aceh dan daerah
kekuasaannya yang sangat luas. Terlebih setelah meninggalnya SIT.
Ø Pertikaian
antara golongan Teuku dan Tengku serta antara Tengku itu sendiri.
Ø Daerah
kekuasaan banyak yang melepaskan diri.
Ø Akhirnya
Aceh benar-benar runtuh setelah dikuasai oleh Belanda.
DAFTAR PUSTAKA
-
Hapsari, Ratna dan M. Adil. 2014. Sejarah Indonesia. Jakarta : Erlangga.
-
Wiyana. 2013. IPS Terpadu. Klaten : Viva Pakarindo.
-
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2013. Sejarah Indonesia. Jakarta :
Politeknik Negeri Media Kreatif.
good gan
ReplyDelete