13 Pintu- Pintu Rezeki Ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya Sesuai Al- Qur'an dan Hadits

Ilustrasi. Pintu-pintu rezeki


Berikut ini sebagian pintu-pintu rezeki yang diajarkan Allah dan rasul-Nya

1. Memperbanyak Istighfar

 Istighfar adalah rintihan dan pengakuan dosa seorang hamba di hadapan Allah Ta'ala, yang menjadi sebab Allah mengasihi hamba- Nya, lalu Dia berkenan melapangkan jiwa dan kehidupan si hamba tersebut.
Allah berfirman:

"Maka aku (Nuh, Red.) katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun (istighfar) kepada Rabbmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan mem banyakkan harta dan anak-anakmu, mengada- kan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai". (Nuh [71] 10-12)

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah dan Hakim dari Abdullah bin Abbas r.a, ia berkata Rasulullah Saw. bersabda:

 " Barangsiapa beristighfar kepada Allah niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka."

Hendaknya setiap muslim yang mengharap- kan limpahan rezeki untuk memperbanyak is- tighfar, baik dengan lisan maupun perbuatan.

 2. Tinggalkan perbuatan dosa 

istighfar tidak bernilai di sisi Allah jika masih berbuat dosa terus-menerus. Dosa bukan saja membuat hati resah malah menutup pintu rezeki. Allah Ta'ala berfirman:

 "Sesungguhnya tiadalah beruntung orang- orang yang berbuat dosa." (Yunus [10]: 17)

 3. Bertakwa

   Imam Al-Jurjani mendefiniskan takwa, yaitu menjaga diri dari pekerjaan yang me- ngakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya. (Kitabut Ta'rifat hal. 68)

Jadi, orang yang menceburkan diri ke dalam kubangan maksiat sehingga ia pantas menda- pat murka dan siksa dari Allah, maka ia telah mengeluarkan dirinya dari barisan orang-orang yang bertakwa.

Allah Ta'ala berfirman:

"Barang siapa yang bertakwa kepada A lah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan (Dia) memberinya rezeki dan arah tiada disangka-sangkanya" (Ath-Thalaq [65]: 2-3)

Ibnu Katsir menafsirkan, "Maknanya, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah -de- ngan melakukan apa yang diperintah-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang Nya- niscaya Allah akan memberi jalan keluar serta rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dibenaknya." (Tafsir Ibnu Katsir IV400).

4. Bertawakal kepada Allah Ta'ala

Dari Umar bin Khathab r.a, bahwa Rasulullah saw. Bersabda:

"Sungguh seandainya kalian bertakwakal kepada Allah sebenar-benarnya niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung- burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang (HR. Ahmad, Tirmidzi).

 Dalam hadits tersebut dikatakan, burung- burung itu berangkat pagi-pagi dan pulang sore hari dalam rangka mencari rezeki. Tawakkal berarti kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah Ta'ala untuk mendapat kan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat.

Karena itu, barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupinya.

Allah Ta'ala berfirman:

"Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keper- luannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap- tiap sesuatu." (Ath-Thalaq [65] 3)

Tawakal tidaklah berarti meninggalkan usa- ha. Setiap muslim wajib bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan karunia Allah. Hanya saja, ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahwa segala urusan adalah milik Allah, bahwa rezeki itu hanyalah dari-Nya semata.

5. Rajin beribadah

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:

"Sesungguhnya Allah berfirman, "Wahai anak Adam! Beribadahlah sepenuhnya kepada- Ku. Niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manu- sia)." (HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah).

Dan, dari Ma'gal bin Yasar ra, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda:

"Rabb kalian berkata, 'Wahai anak Adam! beribadahlah kepada-Ku sepenuhnya, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rezeki. Wa- hai anak Adam! jangan jauhi Aku, sehingga Aku penuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan." (HR. Hakim, Silsilah Ahadits Ash-Shahihah no. 1359, 3/347)

Jadi, siapa saja yang hatinya dikayakan oleh Yang Maha Memberi kekayaan, niscaya tidak akan didekati oleh kemiskinan selama-lamanya. Dan, siapa saja yang kedua tangannya dipenuhi dengan rezeki oleh Yang Maha Memberi Rezeki dan Maha Kuasa, niscaya ia tidak akan pernah pailit selama-lamanya. Sebaliknya, siapa yang hatinya dipenuhi dengan kefakiran oleh YangMaha Kuasa dan Maha Menentukan, niscaya tak seorang pun mampu membuatnya kaya Dan, siapa yang disibukkan oleh Yang Maha Perkasa dan Maha Memaksa, niscaya tak se- orang pun yang mampu memberinya waktu luang.

 6. Melanjutkan Haji dengan Umrah atau Sebaliknya.

Maksudnya, jika telah menunaikan haji maka tunaikanlah umrah. Dan, jika telah menu- naikan umrah maka tunaikanlah haji, sebab keduanya saling mengikuti.

Dari Abdullah bin Mas'ud ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:

"Lanjutkanlah haji dengan umrah kar- ena sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api dapat menghilangkan karat besi, emas, dan perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur itu ke- cuali surga" (HR. Ahmad, Timidzi, Nasai).

Dalam riwayat lain, dari Ibnu Abbas ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

"Lanjutkanlah haji dengan umrah atau sebaliknya. Karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa- dosa sebagaimana api dapat menghilangkan kotoran besi." (HR. Nasai. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasai 2/558)

Maka orang-orang yang menginginkan untuk dihilangkan kemiskinan dan dosa-dosa-nya hendaknya ia segera melanjutkan hajinya dengan umrah atau sebaliknya.

7. Banyak bersilaturahmi

Dari Abu Hurairah ra,  ia berkata : Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda:

"Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umur- nya) maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim." (HR. Bukhari)

Masih dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda:

"Belajarlah tentang nasab-nasab kalian sehingga kalian bisa menyambung sialturahim. Karena silaturahim adalah sebab adanya kecin- taan terhadap keluarga (kerabat dekat), sebab banyaknya harta dan bertambahnya usia." (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Hakim)

 8. Banyak Sedekah

Allah Ta'ala berfirman:

"Dan barang apa saja yang kamu nafkah- kan maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya" (Saba [34]: 39)

9. Pandai Bersyukur

Allah Ta'ala berfirman:

"Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu me- maklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyu- kur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepa- damu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Ibrahim: 7)

10. Menafkahi Penuntut Ilmu

 Anas bin Malik ra, berkata, "Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah saw.
Salah seorang menuntut ilmu pada majelis Rasulullah 25, sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu ke pada Rasulullah (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu).

Maka Nabi ber- sabda, "Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia (HR. Tirmidzi, Hakim).

Dalam hadits ini, Nabi menjelaskan ke- pada orang yang mengadu kepadanya karena kesibukan saudaranya dalam menuntut ilmu agama, sehingga membiarkannnya sendirian mencari penghidupan (bekerja), bahwa ia tidak semestinya mengungkit-ungkit nafkah nya kepada saudaranya, dengan anggapan bahwa rezeki itu datang karena semata-mata dia bekerja. Padahal ia tidak tahu bahwasanya Allah membukakan pintu rezeki untuknya karena sebab nafkah yang ia berikan kepada saudaranya yang menuntut ilmu agama secara sepenuhnya.

11. Tunaikan hajat orang lain 

Menunaikan hajat orang menjadi sebab Allah lapangkan rezeki dalam bentuk ter-tunainya hajat sendiri, seperti sabda Rasulullah saw. :

"Allah senantiasa memberi pertolongan kepada hamba, selama ia mau menolong sau- daranya" (HR. Muslim)

12. Membantu Orang-orang Lemah (miskin) 

Nabi saw. menjelaskan bahwa para hamba itu ditolong dan diberi rezeki disebabkan oleh orang-orang yang lemah di antara mereka.

Dari Mush'ab bin Sa'd ra. ia bercerita: Bahwasanya Sa'd ra. merasa dirinya memiliki kelebihan dibanding orang lain.

Maka Nabi saw. bersabda:

"Bukankah kalian ditolong dan diberi rezeki lantaran orang-orang lemah diantara kalian? " ( HR. Bukhari)

13. Hijrah di Jalan Allah 

Hijrah adalah keluar dari negeri kafir menuju negeri iman, sebagaimana para sa- habat yang berhijrah dari Mekah ke Madinah yang bertujuan untuk mendapatkan ridha Allah, sebagai kewajiban baginya dan untuk menolong saudaranya yang beriman dari permusuhan orang-orang kafir.

Dalil bahwa hijrah dijalan Allah termasuk kunci rezeki adalah Allah Ta'ala berfirman:

"Barang siapa hijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak..." (An-Nisa [4]: 100)

Comments

Popular posts from this blog

SINOPSIS BAHASA JAWA, MATERI

Contoh Deskripsi Panganan Tradisional "Kue Apem" Dalam Bahasa Jawa