Showing posts with label KESEHATAN. Show all posts
Showing posts with label KESEHATAN. Show all posts

Tuesday 20 June 2017

Wow...Permen Karet Antibakteri Gigi dari Ekstrak Kulit Bawang

Mahasiswa UGM Mengembangkan Permen Karet Antibakteri Gigi dari Ekstrak Kulit Bawang



Bawang merah merupakan salah satu jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu dalam masakan dan memiliki sejumlah khasiat bagi kesehatan. Namun, tahukan Anda, ternyata bagian lain dari tanaman ini yaitu kulitnya juga menyimpan berbagai manfaat untuk tubuh

Di tangan lima mahasiswa UGM kulit bawang merah yang selama ini hanya menjadi sampah diolah menjadi produk inovatif. Mereka menyulap limbah kulit bawang merah menjadi permen karet yang ampuh untuk mengusir bakteri di gigi dan mulut yang dinamai Alice Wonder Gum. “Selama ini kulit bawang merah masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Padahal, di dalamnya banyak terkandung senyawa-senyawa yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh,” jelas Sofia Maulida selaku ketua tim penelitian, Senin (19/6) di UGM.

Sofia menyebutkan dalam kulit bawang merah (Allium cepa var ascalonicum) mengandung bahan antibakteri seperti flavonoid dan fenol. Senyawa-senyawa tersebut dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam rongga mulut penyebab penyakit gigi  dan mulut seperti karies. “Prevalensi maslaah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih tinggi. Oleh sebab itu, kami berusaha mencari solusi alternatif untuk mengatasi persoalan ini,” ujar mahasiswi Kedokteran Gigi ini.

Bersama dengan Derana Widyastika, Irma Prasety Ayu, dan Lely Sintya dari Fakultas Kedokteran Gigi, serta Rizqi Dinni Fauzia dari Fakultas Farmasi, Sofia mengembangkan permen karet antibakteri gigi dan mulut.  Program Kreativitas Mahasiswa UGM ini dikembangkan di bawah bimbingan Dr. drg. Alma Linggar Jonarta, M.Kes.

Ekstrak kulit bawang merah tersebut dikemas dalam bentuk sediaan permen karet. Sofia menjelaskan dengan bentuk sediaan permen karet dapat membantu membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi. Selain itu, gerakan mengunyah permen karet juga dapat meningkatkan produksi aliran ludah, sebagai pembilas rongga mulut maupun antibakteri. Dengan begitu, proses pembersihan rongga mulut dari bisa lebih optimal. Sumber @masukugm .

Friday 9 June 2017

Notice 3 Things Before Your Baby Grows up




     Gestational teething can be a creepy time for parents, let alone having new children. Fear felt started to fear baby sick, fever, and do not want to eat.

     When a baby is three months old, it usually begins to show signs of growing teeth for the first time. Characterized by more saliva production and started inserting fingers into the mouth. This happens a few weeks before the teeth appear visible. Usually the first tooth appears at the age of five to 12 months. Then, in two years baby teeth have grown complete
     Parents do not need to panic against baby teething. In order not to panic, before the baby grows teeth know the following three facts as quoted Parents, Thursday (08/06/2017).

1. High fever, not caused by teething

When teething, the child becomes cranky and sometimes accompanied by a mild fever. If a fever of more than 38 degrees Celsius means more causes of infection than a growing tooth.

"If the baby's temperature is high, decreased appetite, sleeping more than usual with vomiting, coughing, or rash is not due to teething, you should see a pediatrician immediately," advised child specialist Edward Kulich.

2. Pain at night, why yes?

There is no medical reason why babies feel more pain during the night. It could be because at night he is tired, then throughout the day continue to play so that pain is distracted as expressed by a pediatrician, Gaurav Gupta.

3. Prevent the rash around the chin

As teething increases the production of saliva increases and continues to occur. This makes the area around the chin often wiped. Over time make a rash.

"To avoid rashes, you should apply a special ointment to reduce the direct contact between the skin with saliva, then do not rub the chin area," said Gupta.

Tuesday 4 April 2017

3 HAL MENDASAR YANG HARUS DIAJARKAN KE ANAK



1. Ajarkan anak untuk peduli kesehatan gigi
  Mengajarkan kebiasaan menggosok gigi setelah makan tidaklah cukup, tapi perlu juga untuk menanamkan flossing gigi sehari-hari (membersihkan sela-sela gigi). Lebih dari itu, orang tua harus mendorong anak-anaknya agar memeriksakan giginya ke dokter secara rutin. Selain itu, orang tua perlu mendidik mereka tentang efek buruk terlalu banyak makan permen.


2. Bersosialisasi
   Dewasa ini banyak anak yang memilih tinggal di rumah atau kamarnya untuk bermain video game dalam komputer atau gadgetnya. Padahal bermain di luar rumah dan bersosialisasi amat penting bagi kehidupannya. Oleh sebab itu, orang tua perlu mengajari mereka manfaat dari bersosialisasi dan aktif berkegiatan di luar rumah. Atau ajaklah mereka bermain di taman dan kegiatan outdoor lainnya.

3. Membaca
   Membaca merupakan kebiasaan yang terbukti membuat seseorang menjadi cerdas dan berilmu pengetahuan luas. Menenamkan budaya membaca pada anak akan sangat baik baginya, terutama dapat meningkatkan keterampilan berbahasa dan menumbuhkan imajinasinya. Luangkan waktu sejenak untuk membaca bersa,a anak-anak. Berikan bacaan yang menarik, lama kelamaan, mereka akan enjoy, juga merasa ingin membaca lagi dan lagi.

5 MANFAAT SARAPAN



1. Meningkatkan kemampuan anak dalam proses belajar

Sarapan memberikan energi yang anak butuhkan untuk menjalani aktivitas harian, khususnya di sekolah. Anak-anak yang makan sarapan sehat akan memiliki cadangan energi untuk menunjang proses belajar selama di sekolah. Seperti proses mengingat pelajaran, memecahkan masalah, dan bermain dengan teman.

2. Memengaruhi tingkat kehadiran

Anak yang memulai harinya dengan sarapan, memiliki tingkat kehadiran yang lebih baik ketimbang mereka yang tidak sarapan. Sebab anak yang tidak sarapan rentan sakit. Mereka kerap mengeluh sakit perut, pucat, dan lemas saat menjalani proses belajar mengajar. Ketika hal itu terjadi, guru biasanya membawa siswa ke ruangan unit kesehatan sekolah atau bahkan memulangkan ke rumah.

3. Menstabilkan emosi

Emosional seseorang cenderung tidak stabil ketika perut lapar. Hal itu juga terjadi pada anak. Anak yang tidak sarapan sebelum sekolah, cenderung memiliki tingkat emosi lebih tinggi daripada yang sarapan. Tidak hanya itu, konsentrasi anak juga tidak maksimal menyerap ilmu di sekolah ketika perut lapar.

4. Menunjang tumbuh kembang
Dengan sarapan, anak lebih lama merasa lapar sehingga tak tergoda jajan sembarangan. Kandungan karbohidrat tinggi dalam menu sarapan berupa roti gandum, sereal, roti merah, dapat membuat anak merasa lebih kenyang. Selain itu dapat menstabilkan kadar gula dalam tubuh.

Jangan lupa berikan anak susu setiap pagi. Anak yang sedang dalam masa pertumbuhan membutuhkan asupan kalsium yang lebih banyak. Hal ini karena kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi. Kalsium berperan penting dalam membentuk tulang yang kuat.

5. Memenuhi nutrisi

Salah satu hal yang sering dilupakan oleh orang tua yaitu memberikan sarapan yang tak menunjang tumbuh kembang si buah hati. Tak jarang orang tua menyuguhkan menu sarapan yang dimakannya kepada si buah hati, padahal nutrisi yang dibutuhkan berbeda antara orang dewasa dengan anak.

Anak membutuhkan jenis sarapan yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Dengan nutrisi seimbang, tumbuh kembang anak akan berjalan normal.

Oleh karena itu, orang tua perlu meninjau kembali menu sarapan yang disajikan. Selain memberikan asupan makanan dengan kandungan nutrisi yang menunjang tumbuh kembang, orang tua juga harus membiasakan anak minum susu setiap hari.

10 TIPS MENGATUR POLA MAKAN BAGI PENDERITA DIABETES



  Diabetes adalah penyakit kronis (menahun) yang terjadi ketika pankreas (kelenjar ludah perut) tidak memproduksi cukup insulin, atau ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin. Diabetes biasa ditandai dengan kadar gula darah di atas normal.


1. Kurangi makanan berlemak

Kurangi makan makanan berlemak, terutama lemak jenuh. Saatnya untuk memperbanyak lemak tak jenuh seperti susu skim, susu rendah lemak, dan makanan yang dipanggang.

2. Konsumsi sayuran

Konsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayuran setiap hari untuk memberikan tubuh vitamin, mineral, dan serat yang dibutuhkan. Makan buah seperti pisang atau apel, segenggam anggur, satu sendok makan buah kering, satu gelas kecil, jus buah, dan tiga sendok makan sayuran.

3. Perbanyak kacang-kacangan

Semua jenis kacang-kacangan mengandung rendah lemak dan tinggi serat. Kacang-kacangan tidak memiliki dampak besar pada glukosa darah dan dapat membantu mengontrol lemak darah seperti kolestrol. Coba kacang merah, buncis, dan kacang hijau.

4. Pilih karbohidrat kompleks

Semua karbohidrat mempengaruhi kadar glukosa darah. Pilih karbohidrat kompleks seperti pasta, roti gandum, kentang, ubi jalar, oat, dan bubur.

5. Ikan

Semua jenis ikan sehat asalkan tidak digoreng. Ikan berminyak seperti makarel, sarden, salmon, dan trout sangat baik untuk penderita diabetes.

6. Kurangi gula

Beberapa cara mudah untuk mengurangi asupan gula bagi penderita diabetes dengan memilih minuman bebas gula, buah kaleng, jus dengan tambahan gula, minuman sirup, dan mengurangi jumlah gula dalam teh dan kopi.

7. Kurangi garam

Makan terlalu banyak makanan mengandung garam akan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Hal ini akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke dan memberikan dampak buruk bagi penderita diabetes.

8. Minum susu

Segelas susu dapat menggantikan makanan utama dengan kandungan nutrisi yang sama. Pilihlah susu khusus untuk penderita diabetes dengan kadar indeks glikemik rendah yang umumnya memiliki takaran nutrisi yang pas untuk diabetesi.

Wednesday 29 March 2017

INILAH TIPS SEHAT ...”5 cara untuk menghindari keracunan makanan”

5 cara untuk menghindari keracunan makanan


1) Jangan meninggalkan makanan Anda keluar
Makanan yang ditinggalkan pada suhu kamar selama berjam-jam pada suatu waktu - baik itu di rumah, cookout (barbeque), pesta, atau restoran prasmanan - adalah sumber utama dari keracunan makanan. Spora dan racun yang dikeluarkan oleh bakteri yang biasa ditemukan pada makanan dapat berkembang pada suhu ini.
Berapa lama Anda bisa makan mereka sisa makanan?
Berapa lama Anda bisa makan mereka sisa makanan?
"[Spora] berkembang di 'zona bahaya' dari 40-140 derajat Fahrenheit (5 sampai 60 derajat Celcius)," kata Gabrielle Judd, seorang ahli diet terdaftar dengan University of Maryland Medical Center. Judd bekerja dengan pasien transplantasi yang berkurang kekebalan menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar dari infeksi - meningkatkan pentingnya mereka makan dengan bijaksana.
Bakteri penghasil spora utama adalah Clostridium perfringens - salah satu penyebab paling umum dari keracunan makanan di Amerika Serikat. pelakunya lain mengalikan dan memproduksi racun pada suhu kamar adalah Bacillus, ditemukan biasanya dalam beras, sup, saus dan sisa-sisa makanan.
Judd mengacu pada bug ini sebagai "bug cookout" karena ini adalah situasi khas di mana makanan disiapkan dan ditinggalkan selama berjam-jam pada suatu waktu. "Makanan tidak boleh keluar selama lebih dari dua jam pada suatu waktu," katanya.
Di sisi positifnya, infeksi dengan bakteri ini tidak mungkin untuk rawat inap Anda, tapi malah meninggalkan Anda buruk selama 24 jam. Untuk alasan yang sama, kasus penyakit sering tidak dilaporkan.
Jadi sebagai pendekatan musim semi dan membawa serta potensi cookouts akhir pekan, jangan lupa untuk menggunakan lemari es Anda.

2) Berhati-hatilah terhadap unggas mentah
"Setidaknya setengah dari semua bangkai ayam mentah membawa tingkat signifikan campylobacter," kata bakteriologi Andrew Roe dari University of Glasgow, yang menyatakan lebih dari 500.000 kasus keracunan makanan di Inggris Raya yang disebabkan oleh bakteri ayam-mencintai ini.
Kelompok ini bakteri menyebabkan sebagian besar infeksi bawaan makanan di negara maju sebagai bakteri yang lazim dalam rantai makanan itu sendiri. "Empat dari lima kasus [keracunan makanan] berasal dari unggas yang terkontaminasi," kata Roe.
Unggas memperluas luar ayam, dengan infeksi juga umum pada burung yang biasa dikonsumsi lain dengan yang orang mungkin kurang waspada dalam hal kebersihan. "Turki dan bebek sering sangat terkontaminasi dengan Campylobacter jadi saran akan memperlakukan mereka persis seperti yang Anda lakukan ayam, "kata Roe.
Judd menambahkan bahwa "makanan ditanggung penyakit kemungkinan berasal dari pencairan / persiapan daging yang tidak tepat."
Untungnya, infeksi biasanya diri pengendali, yang berarti orang tidak mendapatkan sakit parah tetapi pulih dari waktu ke waktu. bahaya rendah ini dikaitkan dengan infeksi mengapa bakteri tidak diprioritaskan untuk dihapus dari rantai makanan - tidak seperti salmonella yang ayam di Inggris sekarang semua divaksinasi.
Solusinya? Cuci tangan Anda saat memegang unggas, hindari permukaan mencemari dan menyeluruh memasak daging Anda. Pada dasarnya, menghindari resiko dari daging mentah memasuki tubuh Anda.
"Cara terbaik untuk menghindari infeksi adalah untuk memastikan semua ayam dimasak secara menyeluruh [dan] Anda memiliki praktek dapur yang baik," kata Roe.
3) Pelajari bahaya daging cincang
Ayam bukan satu-satunya penjahat di antara hewan.
Roe menyarankan untuk menjauh dari burger Anda jika ada kecurigaan tentang statusnya sebagai dimasak - daging cincang dapat menjadi sumber potensial infeksi.
"Produk Mince secara inheren lebih berisiko," kata Roe.
Bahayanya terletak pada penggilingan bersama-sama daging - dan kemungkinan peningkatan bakteri permukaan pencampuran jauh ke daging - tidak seperti dengan sepotong steak.
"Steak adalah bagian utuh dari daging. Kontaminasi Setiap akan di permukaan," kata Roe. Memasak steak baik di luar sehingga mengurangi kemungkinan Anda terkena infeksi, bahkan jika itu tetap langka di dalam. Tapi dengan daging cincang bakteri dicampur ke dalam campuran. Hal ini berlaku untuk segala bentuk burger, baik itu gourmet atau slider sederhana dibagikan sebagai canapé a.
"Dengan daging tanah di luar bercampur dengan semua daging dan mencemari sisanya," setuju Judd.
Burger - favorit masak-out - dikombinasikan dengan panas tidak terkendali barbeque melalui intens, tidak terkendali, api membawa risiko tinggi yang dimasak di luar, tapi mentah di tengah.
"Orang-orang bisa sangat kurang ajar, tetapi ini adalah kali Anda meningkatkan risiko Anda," kata Roe.
Solusinya? Jika Anda menyukai burger Anda, pastikan Anda makan mereka dilakukan dengan baik.
"Bersiaplah untuk menolak makanan jika tidak dimasak secara menyeluruh," kata Roe
4) Jangan lupa untuk mencuci buah
Pikiran pertama ketika menetapkan menyalahkan serangan keracunan makanan yang biasa pergi ke arah daging dan unggas, namun buah-buahan dan sayuran yang tidak aman seperti yang Anda pikirkan.
Sebuah 2013 studi oleh CDC menemukan bahwa 46% dari penyakit bawaan makanan di AS disebabkan oleh buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan. sayuran berdaun ditemukan menyebabkan paling sakit, akuntansi untuk 22% dari semua kasus dalam penelitian - dibantu oleh fakta bahwa bakteri, seperti E. coli, dapat hidup di dalam jaringan daun itu sendiri.
"Ada kurang dirasakan risiko [dengan buah-buahan dan sayuran] sehingga orang lebih bosan," kata Roe.
Banyak bentuk bakteri yang ditemukan secara alami pada permukaan - atau kulit - buah-buahan dan sayuran yang perlu mencuci off sebelum dikonsumsi. Jika tidak, itu slice di tengah dapat membawa mereka bakteri permukaan jauh di dalam buah. Judd menyarankan aturan yang sama diterapkan untuk semua makanan dengan kulit luar atau kerupuk rambak - seperti jeruk, semangka atau mentimun.
"Kebanyakan orang mencuci apel tapi dengan melon menganggap mereka tidak perlu," kata Judd.
Ketika memotong atau mengupas makanan seperti, bakteri di permukaan dapat dengan mudah menyebar di dalam.
"Jika dikupas dan dicuci bersih Anda dapat mengurangi risiko Anda cukup signifikan," tambah Roe.
5) Panaskan kembali sisa makanan Anda dengan benar
Risiko pemanasan beras adalah mitos umum disebarkan sebagai sarana keracunan makanan - dikaitkan dengan bakteri bacillus ditemukan biasanya dalam paddy fields dan kemungkinan akan hadir pada mereka butir beras.
Bakteri tewas ketika beras dimasak, tetapi spora mereka tetap hidup dan berkembang jika kemudian ditinggalkan pada suhu kamar. "Spora tumbuh kembali ke dalam bakteri," kata Roe.
Solusinya? Beras harus mengepul panas ketika dipanaskan, untuk memastikan bakteri kembali telah meninggal.
Aturan-aturan ini berlaku untuk makanan dipanaskan secara umum untuk mencegah bakteri baru dari berkembang - baik pada makanan Anda dan dalam usus Anda. "Penyakit berasal dari manajemen yang tidak tepat sisa makanan," kata Judd yang juga menyarankan untuk tidak menyimpan sisa makanan selama lebih dari 3 sampai 4 hari.
"Jika Anda sedang disajikan sesuatu yang tidak cukup panas ... cukup berani untuk mengatakan Anda tidak senang dengan hal itu," kata Roe.

Apakah Anda punya (sehat) keberanian untuk membuat berdiri?